Rabu, Oktober 22, 2008

PESAN TUHAN DALAM MARFAN

Setelah lama mengeja, akhirnya ku dimampukan membaca pesan Tuhan dalam marfan.
Sungguh terhadap catatan hikmah sebagai hadiah bagiku yang kini kerap terbaring lemah.
Hikmah yang menjadi jawaban bagi berbagai prasangka yang salah.
Hikmah yang membantah segenap praduga yang tak nyata.
Hikmah yang membuktikan bahwa takdir marfan yang terjadi padaku bukanlah sebuah kesia-siaan.
Dalam skenario indah yang dibuatNya, Tuhan seolah berkata….

Marfan bukan tugas seadanya yang diakibatkan sebuah kebetulan melainkan peran utama yang disengajakan Sang Maha Sutradara.
Marfan bukan musibah melainkan anugerah.
Marfan bukan karma melainkan karunia.
Marfan bukan kutukan melainkan keajaiban.
Marfan bukan hukuman atas dosa yang tak termaafkan melainkan jalan pertobatan.
Marfan bukan beban melainkan latihan kesabaran.
Marfan bukan alasan ‘tuk menyerah melainkan tantangan ‘tuk membangkitkan ketegaran.
Marfan bukan untuk mengundang belas kasihan melainkan untuk menginspirasikan perjuangan.
Marfan bukan untuk dijadikan suatu ratapan melainkan untuk direnungkan dengan kejernihan.

Karena....

Marfan bukan vonis kematian melainkan kesempatan ’tuk lebih menghargai kehidupan.
Marfan bukan kecemasan melainkan pembelanjaan ’tuk menerima kenyataan.
Marfan bukan kecacatan melainkan bagian dari kesempurnaan.
Marfan bukan tanda gagalnya penciptaan melainkan Maha Karya Sang Pemilik Kehidupan.
Marfan bukan kegelapan melainkan pencerahan.
Marfan bukan kedzaliman Sang Maha Kuasa melainkan cinta kasih Sang Maha Penyayang.

Maka.....
Marfan bukan tak tersembuhkan melainkan ujian bagi gigihnya upaya sekaligus kepasrahan.
Marfan bukan ’tuk diacuhkan melainkan disikapi dengan kepedulian dalam batas kewajaran.
Marfan bukan untuk digenggam terlalu dalam atau dilepas dengan kemarahan melainkan harus diikhlaskan.
Dan marfan bukanlah pesan Tuhan yang dikirim hanya untukku karena marfan adalah pelajaran bagi semua orang.

Karya : Ajeng ”Marfan’s
28 Mei 2008