Kamis, November 13, 2008

Anjing Obama

Amerika Serikat benar-benar mengalami kegembiraan yang berlebih. Terpilihnya Barack Obama sebagai presiden mengalahkan John Mc Cain membuat rakyat Amerika seperti menemukan semangat baru. Terlebih Obama yang katanya besar di kawasan Menteng, Jakarta ini adalah pertama kalinya presiden berkulit hitam. Kurang apa lagi, coba!

Sepertinya –bagi rakyat Amerika- apapun yang terkait dengan Obama, sangat menarik perhatian. Sampai-sampai janji Obama kepada dua putrinya tentang anak anjing yang bisa menemani mereka di gedung putih. Banyak simpatisan binatang yang menawarkan anak anjing asuhan mereka.

Malah Rakyat Negara Peru merasa perlu menawarkan anjing ras setempat. Anjing tanpa bulu dengan ukuran sedang tersebut diyakini sudah ada sejak jaman kerajaan-kerajaan dan selalu menjadi peliharaan keluarga kerajaan. Dengan keunggulan itu, mereka yakin anjing ras mereka pantas berada di tengah-tengah keluarga Obama yang menjadi bintang dan ikon harapan baru di Amerika.

Sebuah kelompok keturunan Indian juga menawarkan anjing yang diyakini adalah titisan leluhur mereka. Suku Indian yakin, anjing yang mereka tawarkan akan membantu kekuatan magis sekaligus mengusir roh-roh jahat dan membahayakan keluarga orang nomor satu di negara Adikuasa tersebut.

Sebagai warga negara Indonesia yang sampai sekarang bergantung dengan kondisi kurs Dollar, saya juga akan menawarkan anjing khas Indonesia kepada Obama. Pertimbangan saya sederhana, Obama yang besar di Indonesia, tentu sudah pernah akrab dengan anjing-anjing Indonesia.

Uniknya, anjing Indonesia tidak perlu makanan khusus. Makanannya sama dengan makanan tuannya. Malah kalau bisa, sisa makanan tuannya pun tetap dimakannya. Anjing Indonesia juga tidak perlu ke salon khusus dan tetap bisa tampil lucu atau pun mampu dihandalkan untuk menjaga keamanan.

Tapi biayanya cukup lumayan mahal karena sampai saat ini hanya pengusaha hitam saja yang bisa memelihara anjing-anjing berseragam. Di Indonesia, banyak pejabat, penegak hukum yang nyambi jadi ANJING para pengusaha......

Minggu, November 09, 2008

Selamat Jalan, Kawan!!

Pelajaran Berharga sudah Aku Ambil

Eksekusi terhadap trio Bom Bali I sudah dilaksanakan. Sebuah tugas dan tanggungjawab atas nama hukum telah dilakukan Kejaksaan dan kepolisian sebagai tim eksekutor. Ketiganya (Amrozi, Imam Samudra dan Muklas) sudah membayar keyakinannya di depan regu tembak.

Sikap radikal yang mereka lakukan dan yakini membuat dua penilaian. Satu sisi menilai hukum yang mereka jalani sudah impas untuk sebuah kejahatan yang dilakukannya. Tapi di sisi lain, ada sebahagian dari kita yang menilai –atas nama kemanusiaan-, eksekusi atas ketiganya tidak perlu dilakukan.

Buntut dari eksekusi yang mengalami beberapa kali menundaan memang membuat banyak kalangan menunggu. Sejumlah kelompok menebar teror lewas selebaran sampai dengan pesan singkat (SMS) ke sejumlah petinggi negara sampai ke tingkat presiden. Malah menjelang hari-hari terakhir pelaksanaan eksekusi, teror bom pada sejumlah gedung meningkat tajam.

Saya tidak mau berpolemik tentang apakah mereka (trio bom Bali I) dianggap pahlawan atau pecundang yang mengatasnamakan Islam, tapi saya sudah mengambil sebuah pelajaran dari ketiganya. Ketiganya tetap yakin dan mempertahankan kebenaran yang mereka yakini sampai di depan regu tembak.

Sebuah keyakinan, kepercayaan, kebenaran yang memang sangat diyakini. Mungkin Surga juga diperuntukkan untuk mereka yang menyakini kebenaran secara total –termasuk ketiganya-. Seandainya para pejabat kita juga bisa mempertahankan keyakinan dan sumpah jabatan mereka saat dilantik, tentu akan sebuah kebahagiaan yang tak terkira untuk para rakyat.

Selamat jalan kawan. Sebuah pelajaran tentang keteguhan hati kalian membuat saya tergugah. “Sampai di depan regu tembak pun, saya akan katakan kalau sayalah lelaki tertampan di dunia”. Betul khan?

Jumat, November 07, 2008

Jangan Bugil di depan Pulpen!!


Kalau ‘Jangan Bugil di Depan Kamera’, mungkin sudah pernah anda dengar. Tapi kalau ‘Jangan Bugil di Depan Pulpe,’ mungkin belum pernah anda dengar. Inilah pesan saya, Jangan Bugil di Depan Pulpen... Lho kok?

Bermula dari pertemuan saya dengan sahabat yang sudah cukup lama tidak bertemu. Layak pertemuan, awalnya memang tidak ada yang istimewa untuk diceritakan. Tapi setelah sabahat saya itu menunjukkan sesuatu, baru sangat terasa istimewa.

Sahabat saya menunjukkan pulpen yang benar-benar pulpen. Artinya bisa digunakan menulis. Tapi yang tidak biasa adalah pulpen tersebut ternyata mikro camera dan perekam yang bisa digunakan layaknya handycam (tentu saja kualitas gambarnya tidak sama bagusnya).

Soal kemampuan menyimpan gambar, tidak tanggung-tanggung, Bung. Alat canggih berukuran mini itu bisa merekam gambar dan suara selama 30 jam! Dengan kemampuan seperti itu, bukan tidak mungkin kalau suatu saat akan ada korban dari pulpen-pulpen ala James Bond ini. Pokoknya, jangan sampai saya yang jadi korbannya. Sengaja pulpen James Bond saya tampilkan fotonya...