Minggu, Februari 03, 2008

Negeri yang Ngeri

Selamat Berjuang, dara_clp !!

Umur saya sekarang baru 34 tahun dan selama itu, saya tinggal di Indonesia yang tercinta (terpaksa karena tidak ada pilihan lain). Tapi selama ini pula, terlalu banyak masalah di negeri ini yang sering malah membuat ngeri dan semakin sulit dimengerti. Terlalu banyak jalinan busuk di sini yang membuat segalanya sudah tidak bisa dinikmati lagi.

Salah satunya adalah lapangan pekerjaan. Hari ini, Minggu 3 Februari 2008, saya sempat berkomunikasi dengan seorang warga negara ini yang merantau ke Hongkong (HK) sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW). Sekilas memang tidak ada yang salah dengan apa yang dilakukannya.

Tapi tidak ada yang salah bukan berarti tidak ada yang salah. Kita, selama ini lebih sering menganggap kesalahan yang terjadi terus menerus menjadi sebuah kebenaran. Seorang pejabat yang mempekerjakan anaknya sudah dianggap sesuatu yang wajar, walaupun sebenarnya salah.

Seorang pejabat juga memberikan proyek kepada temannya juga sudah dianggap hal yang wajar, padahal kesalahan itu sudah jelas dan nyata.

Kembali ke teman baru saya yang terpaksa merantau dan mengadu nasib menjadi TKW di HK. Kendati sudah banyak kasus TKW yang menjadi korban baik kekerasan fisik maupun seksual, tidak menyurutkan dara clp (dia menggunakan nama itu dalam ID YM-nya) dan banyak teman-temannya di sana. Belum lagi TKW kita di negara lain. Malah saya yakin, tidak ada satu negara pun yang belum dijajahi TKW atau pun TKI kita.

Menurut saya, ada dua hal yang membuat Dara itu merantau. Tidak ada pekerjaan di kota, negerinya atau karena tawaran dollar di sana jauh jauh jauh lebih menjanjikan. Padahal banyak resiko yang bisa mereka hadapi. Mulai dari kesendirian tanpa saudara, kerabat sampai dengan tidak adanya perlindungan hukum atas mereka (terlebih bila mereka diberangkatkan lewat tekong-tekong yang hanya mengambil keuntungan).

Kalau tidak ada pekerjaan di kampung halamannya, itu adalah kesalahan pemerintah mulai pusat sampai ke daerah. Ini karena pemerintah berkewajiban menciptakan lapangan pekerjaan untuk rakyatnya dan menyantuni mereka yang sudah berusia renta. Tapi nyatanya, sampai sekarang, panti sosial hanya sebagai sarana menghabiskan anggaran karena tidak pernah digarap atau disertai dengan konsep yang jelas.

Sedang panti jompo lebih untuk para orang kaya yang malas 'membayar jasa' orangtuanya dengan mengirim mereka ke panti jompo. Artinya, panti jompo hanya untuk orang tua dari manusia yang sangat kaya. sedang orang tua dari golongan papa, akan menjadi penghuni kolong jembatan, jalan dan akhirnya matipun dikubur di pemakaman umum, tanpa nama dan penghormatan sebagaimana mestinya.

Masalah lapangan pekerjaan, bukan hanya satu-satunya masalah di negeri yang ngeri ini. Lihat saja dunia pendidikan kita. Bukan hanya mahal, tapi kualitas yang dihasilkannya pun sangat rendah. Tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan.

Padahal, secara hukum ekonomi dan pepatah jawa mengatakan ONO REGO ONO RUPO yang artinya semakin mahal harga sesuatu semakin bagus mutunya. Dalam pepatah jawa juga dikenal istilah SAERAH walaupun sekedar iklan dan sesumbar yang lebih sering bohong."Mana ada SAE (bagus) tapi MURAH (saerah=sae dan murah)," kata bapak saya almarhum.

Ahhh.... semakin lama saya menuliskan ini, semakin banyak hal yang akhirnya membuat saya ngeri tinggal di negeri ini. Tapi sebelumnya, saya sempat titipkan pesan untu dara-clp dan teman-temannya. SELAMAT BERJUANG, DEMI MASA DEPAN KALIAN. Jangan sakit hati dengan apa yang dilakukan negeri ini karena memang masih hanya bisa memberi rasa ngeri.