Selasa, Mei 27, 2008

Cinta, Penderitaan Tiada Akhir

Cinta sepasang anak manusia adalah “the never ending story”, cerita yang tidak pernah selesai. Orang tidak pernah berhenti bicara tentang cinta. Dan selalu ada yang baru tentang cinta.Tidak terhitung banyaknya kreativitas yang lahir karena cinta. Sumber inspirasi yang tidak pernah habis adalah cinta.

Betapa dahsyatnya kekuatan cinta. Dengan kekuatan cinta, orang rela memberi dan berkorban apa saja, tapi dengan kekuatan cinta pula orang dapat membenci atau bahkan membunuh. Kekuatan cinta juga dapat mengelabui. Coba lihat kisah cinta Romeo and Juliet. Dunia menjadikannya legenda kisah cinta sejati. Nyaris tidak ada orang yang percaya bahwa kisah itu hanya imajinasi, sastrawan Inggris William Shakespeare.

Cinta juga sangat menyakitkan. Mengutip kata-kata yang sering diucapkan oleh Pat Kai, dalam kisah ledenda Negeri Cina, mencari kitab suci (pada masyarakat kita juga dikenal dengan kisah kera sakti). Dalam 1000 reinkarnasi dan berakhir sebagai siluman babi, tidak ada satu pun wanita yang dicintai Pat Kai berhasil didapat. Dalam 1000 kehidupannya, 1000 kali pula kegagalan cinta dirasakan. Cinta adalah penderitaan tiada akhir, begitu kata-kata Pat Kai untuk kisah cintanya.

Cinta pula yang banyak mewarnai kisah tokoh besar dunia. Seperti bangunan Taj Mahal, di Kota Agra, lndia yang populer di dunia karena kemegahan dan keindahannya. Ini karena seluruh bangunan terbuat dan marmer berkualitas tinggi, bahkan bagian-bagian dari dindingnya bertahtakan berlian. Bangunan ini merupakan bukti cinta dari seorang Kaisar Moghul, Shah Jehan kepada istrinya Mumtaz.

Tokoh besar dunia yang tak lepas dari hebatnya cinta adalah Adolf Hitler. Sebenarnya nama ini sangat erat dengan gerakan Nazi Jerman yang begitu kejam dan sadis. Di tangan penguasa ini, ribuan orang Yahudi mati mengenaskan. Dia juga mempunyai ambisi untuk menjadi pemimpin dunia. Tetapi siapa sangka kalau ia tidak sanggup menerima kenyataan meninggalnya wanita yang dicintainya. Dua menit setelah kematian istrinya yang bunuh diri, Hitler menyusul dengan cara yang sama. Dan untuk mempertahankan cinta mereka, mayat keduanya dikremasikan bersama. Ini sesuai dengan pesan Hitler dalam pesan terakhirnya.

Keputusan yang mengejutkan juga dilakukan oleh raja Edward VIII dari Inggris yang rela kehilangan tahta demi untuk menikah dengan wanita yang dicintainya. Edward mengumumkan pengunduran dirinya sebagai raja untuk menikah dengan Wallis Simpson, seorang janda yang telah dua kali menikah. Begitulah cinta, Edward bahkan berkata, ”Aku tidak mungkin memikul tanggungjawab yang begitu besar sebagai raja, tanpa dukungan wanita yang aku cintai”.

Yang tidak kalah hebatnya adalah akhir dari perkawinan Agung Pangeran Charles dengan Lady Diana yang menyita perhatian jutaan orang di dunia, ternyata berakhir tragis. Charles tidak dapat melupakan teman kencan lamanya Camila Parker, seorang wanita yang sudah mempunyai suami. Perselingkuhan ini membuat Lady Diana sangat kecewa dan tertekan. Lady Diana yang sangat dicintai rakyat Inggris karena keanggunan dan kepribadiannya, ternyata harus menderita menghadapi hubungan gelap suaminya dengan wanita tua yang tidak berparas cantik bahkan disebut nenek sihir oleh rakyat Inggris.

Sekali lagi, cinta memang abstrak dan tidak terdeskripsikan. Cinta juga tidak dapat diukur. Siapa yang dapat mengukur intensitas cinta? Dapatkah kita mengatakan cinta seorang pengusaha yang memberi permata kepada kekasihnya lebih dalam daripada cinta seorang gembel yang memberi sepotong baju kepada sang kekasih?

Cinta juga kadang aneh, sulit diterima akal. Orang seperti Adolf Hitler yang kejam dan tidak mempunyai belas kasihan ternyata takluk karena cinta hingga bunuh diri. Demikian juga Pangeran Charles yang di mata dunia telah mendapat wanita ideal, ternyata berselingkuh dengan wanita tua yang tidak menawan. Itulah cinta, tak bisa dipaksakan atau memaksakan.(**)

Jumat, Mei 02, 2008

Hoi... Ada Flexi di Neraka

Sebenarnya saya sendiri sudah cukup lama terganjal dengan fasilitan komunikasi milik Telkom ini. Hanya karena teman saya banyak yang memakainya, saya sendiri terpaksa memakainya. Dulu saya ingat benar pertamakalinya membeli perdana Flexi ini. Saat itu, saya sudah pakai nomor GSM dan belum tertarik dengan fasilitas CDMA.