Senin, April 02, 2012

Guyonan Politik

Beberapa waktu lalu, saya terima BBM (BlackBerry Messeger) lelucon tentang politik dari teman. Sebenarnya BBM itu sudah beberapa kali saya terima, tapi akhirnya menggelitik hati terlebih melihat perkembangan di tanah air. Karena lelucon ini berbahasa Indonesia, tentu sangat sah bila anda mencoba menghubungkan dengan yang terjadi di negeri ini. Negeri yang menurut saya semakin membuat NGERI.

Sekedar berbagi lelucon itu, inilah isi lengkap dari BBM seorang kawan saya.
Seorang anak kecil bertanya pada ayahnya :
"Ayah, dapatkah kau jelaskan apakah politik itu?"
Ayah berkata,"Nak, aku akan menjelaskan seperti ini:
Aku adalah pencari nafkah bagi keluarga, jadi sebutlah aku KAPITALIS.
Ibumu, dia adalah pengatur keuangan, sehingga kita sebut dia PEMERINTAH.
Kami disini untuk memenuhi kebutuhanmu sehingga kau kita sebut RAKYAT.
Bibi pembantu kita anggap sebagai BURUH.
Sekarang adikmu yang masih bayi, kita sebut dia MASA DEPAN.
Sekarang pikirkanlah hal ini dan pertimbangkanlah apakah ini masuk akal bagimu".
Anak tersebut masuk ke kamarnya dan memikirkan apa yang baru saja dikatakan ayahnya.

Tengah malam, dia mendengar adiknya menangis, lalu dia bangun dan memeriksanya, dan dia menemukan adiknya basah kuyup dan kotor karena adiknya pipis dan buang air besar.
Anak itu lantas pergi ke kamar orang tuanya dan melihat ibunya sedang tidur nyenyak sambil mendengkur.

Dia tak ingin membangunkan ibunya. Karenanya, ia pergi ke kamar pembantu. Pintunya terkunci, dan dia mengintip dari lubang kunci dan alamaakk... Dia melihat ayahnya sedang bercinta dengan si pembantu.

Dia menyerah dan kembali ke kamarnya.
Pagi berikutnya, anak kecil itu berkata pada ayahnya,
"Kurasa sekarang aku mengerti apa itu Politik.",
Ayah menjawab, "Bagus, Nak, ceritakan padaku pendapatmu tentang politik.",
Si anak segera menjawab, "Ketika Kapitalis sedang memanfaatkan Buruh, Pemerintah tidur, Rakyat hanya bisa menonton dan bingung melihat Masa Depan berada dalam kesulitan besar.

Saya akan mencoba menggambarkan analisa saya yang –menurut saya sih- masuk akal.

MASA DEPAN: tidak bisa menentukan dirinya sendiri. Dia sangat butuh kerjasama antara KAPITALIS dan PEMERINTAH. Tentu saja dengan mempekerjakan BURUH sebagai pelaksana dengan harapan berbagi keuntungan. Sedang RAKYAT, akan merasa tenang bila MASA DEPAN dirawat, dijaga dan diperhatikan.

KAPITALIS: namanya kapitalis, tentu dia akan mencari keuntungan pribadi tanpa banyak mempertimbangkan pihak lain. Dia akan mencari PEMERINTAH yang lemah dan tidak bisa mengawasi ulahnya. Jadi untuk urusan MASA DEPAN, sepertinya sulit berharap timbul dari KAPITALIS yang jelas akan merasa terganggu ‘keasyikannya’.

BURUH
: tentu saja bicara BURUH bicara tentang penghasilan. Bisa saja BURUH melawan kekuasaan KAPITALIS tapi dengan resiko kehilangan pekerjaan dan tidak akan merasa tidak mampu mencari makan. Tapi bisa saja BURUH membiarkan dan mencoba menikmati perlakuan KAPITALIS dengan harapan sedikit mendapat perhatian dari sang KAPITALIS. Berharap penyelamatan MASA DEPAN dilakukan oleh BURUH, tentu saja kita tidak boleh banyak berharap dari BURUH karena dia akan selalu bicara tentang penghasilan dan ketercukupan pangannya.
PEMERINTAH: jelas harusnya ini lah yang memegang kendali dalam sebuah system politik. Dia yang bertanggungjawab atas MASA DEPAN dan mengendalikan KAPITALIS serta mengawasi dan melindungi BURUH. Dia juga yag bertanggungjawab atas keselamatan RAKYAT. Tapi PEMERINTAH memang punya penyakit yang hampir sama yaitu lengah saat posisi nyaman, kebutuhan tercukupi dan keamanannya terjaga. Jadi kunci dalam politik ada di tangan PEMERINTAH.
RAKYAT: kekuatannya tidak terlalu besar walaupun RAKYAT selalu dijadikan alasan oleh KAPITALIS dan PEMERINTAH. Banyak KAPITALIS yang akan mengatakan, semua yang dilakukannya, semata-mata untuk RAKYAT. Hal yang sama juga dilakukan PEMERINTAH yang selalu bertindak mengatasnamanya kepentingan RAKYAT.

Sekarang, andai saya rakyat (dan memang benar-benar dalam posisi itu), ada beberapa hal yang bisa saya lakukan.
1. Menyelamatkan MASA DEPAN. Tentu saja, tidak akan banyak yang bisa dilakukan oleh RAKYAT yang masih lemah.
2. Menyadarkan KAPITALIS akan ulah semena-menanya kepada BURUH. Tentu resikonya, RAKYAT bakal kena semprot oleh KAPITALIS. KAPITALIS bisa marah dan meninggalkan RAKYAT yang makin tanpa harapan.
3. Membangunkan PEMERINTAH agar sadar akan tugas dan tanggungjawabnya terhadap RAKYAT, MASA DEPAN, BURUH dan mengawasi KAPITALIS. Cara ini sangat masuk akal dan paling tepat dilakukan.

Tapi kalau ternyata PEMERINTAH tak juga terbangun dari tidurnya, tidak ada salahnya kok menggulingkan PEMERINTAH hingga terjungkal. Jangan pernah takut berganti PEMERINTAH lama dengan PEMERINTAH yang baru. Karena percayalah, tidak semua ibu tiri lebih kejam dari ibu kandung.. Ups…