Bagi banyak pasangan, kehadiran anak dalam hubungan
cinta mereka, nyaris menjadi wajib. Kendati demikian, tidak semua pasangan bisa
mendapatkan amanah anak. Sayangnya, di sekitar kita, masih banyak bayi-bayi
yang dibuang karena tidak dikehendaki kehadirannya. Dibuang dan diperlakukan
bak sampah.
Dalam seminggu terakhir, sedikitnya 2 bayi
yang kelahirannya disia-siakan orangtuanya. Satunya dibuang di sekitar tempat pembuangan
akhir (TPA) Benowo, pada Rabu (31/8) siang. Orok berusia 5 bulan, berkelamin
perempuan ini ditemukan di antara tumpukan sampah dalam tas plastik. Sehari
sebelumnya, mayat bayi perempuan juga ditemukan mengapung di pinggir Sungai
Kalimas atau depan Hotel Novotel, Jl
Ngagel, Selasa (30/8) pagi.
Saya
yakin kelahiran keduanya tak pernah diharapkan. Sederhana cara berpikir saya.
Seandainya bayi-bayi malang tersebut dinantikan kelahirannya, tentu akan
mendapat perlakuan yang sangat layak bila takdir tak memberinya umur panjang.
Sang orang tua bayi-bayi tersebut akan
memakamkannya secara sangat layak dan tentu diiringi sesengukan tangis pada
keluarganya.
Bisa
jadi, bayi-bayi tersebut hasil dari percintaan tanpa pernikahan. Karena bila dilahirkan dalam talian
pernikahan, tentu perlakuannya akan berbeda. Kendati saya juga yakin, masih
banyak orangtua yang tetap mempertahankan anaknya walaupun tidak dari
perkawinan yang sah. Cara penebusan dosa dijadikan penguat untuk tetap menjaga
anak-anak suci dari hubungan di luar nikah ini.
Proses
kehamilan hingga melahirkan bagi perempuan, memang merupakan perjuangan berat bertaruh
nyawa. Selama kehamilan, terjadi perubahan hormon pada tubuh perempuan sampai pada proses
melahirkan. Sejumlah perjuangan inilah yang menjadikan wanita 3 kali lipat
mendapat pengabdian dari anaknya dibandingkan pengabdian seorang anak kepada
bapaknya.
Saya
ingin mengutip sebuah riwayat tentang keagungan seorang ibu yang melahirkan. Ubadah ibn Shamit ra meriwayatkan
bahwa Rasulullah saw bertanya, “Siapa yang kalian anggap sebagai syahid?”
Mereka menjawab, “Yang berperang hingga terbunuh di jalan Allah Swt.” Mendengar
jawaban tersebut beliau bersabda, “Kalau begitu orang yang syahid di antara
umatku sedikit. Namun, orang yang terbunuh di jalan Allah syahid, orang yang
mati karena penyakit di perut syahid, orang yang kena wabah penyakit syahid,
wanita yang meninggal dunia sementara dalam perutnya terdapat janin juga syahid
(entah sebelum atau sesudah melahirkan).” (HR Imam Ahmad, Ibn Majah, dan Ibn
Hibban).
Sungguh malang dan merugi untuk
ibu-ibu yang membuang bayinya bak sampah. Merekalah ibu-ibu penolak surga. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar