Sabtu, Juni 27, 2009

Jari Tengah, Organ Terpentingku

Beberapa waktu lalu, saya sudah menulis tentang jari tengah yang saya gunakan untuk bukti telah menjatuhkan suara dalam pemilihan umum. Saya sendiri tidak tahu mengapa saya lebih suka jari tengah, dibandingkan dengan jari yang lain.

Mungkin saja karena jari ini ada di tengah-tengah tangan kita (namanya saja jari tengah. Masak ada di pinggir). Tapi mungkin juga karena jari ini juga jari terpanjang di antara jari yang lain. Atau mungkin karena suka dijadikan simbol makian tingkat tinggi. Atau juga karena bentuknya mirip dengan Mr P (bila jari tengah mengacung).

Kembali saya akan menceritakan dengan kesukaan saya dengan jari tengah hingga membuat saya akhirnya memutuskan: JARI TENGAH, ORGAN TERPENTINGKU. Anda boleh juga mengartikan jari tengah adalah organ vital saya. Terserah.

Saya mau berbagi cerita dengan anda tentang pentingnya jari tengah dalam hidup saya. Bermula dari kebijakan kantor dimana saya bekerja yang memperlakukan absensi sidik jari. Langkah ini walaupun terbilang terlambat, tapi jelas sebuah kemajuan di kantor saya.

Untuk data base, setiap karyawan diminta meng-entri-kan sidik jari yang akan dijadikan pengenal diri di mesin absensi. Artinya, bila kita meng-entri-kan jempol kanan, maka hanya sidik jari jempol kanan inilah yang akan dikenali. Jari lainnya, tidak akan berbaca mesin ini.

Untuk saya –seperti saya sudah katakan- yang lebih menyukai jari tengah dari pada jari yang lain, tentu saja mendaftarkan jari tengah saya sebagai entri dalam data base mesin sidik jari. Tentu saja dengan ini saya pun akhirnya bisa mengatakan jari tengah saya adalah satu-satunya cara saya membuktikan kehadiran di kantor di mesin sidik jari.

Tentu saja, bila saat itu ada peraturan kantor yang melarang jari tertentu sebagai entri, tentu saja saya tidak akan memasukkan jari tengah saya sebagai pengenal. Tapi karena memang bebas, banyak teman saya yang tidak menjadikan jempol sebagai data entri. Ada teman yang suka jari telunjuk, jari manis atau pun kelilingking baik itu tangan kanan atau pun kiri.

Tapi ada satu cerita lagi yang akhirnya benar-benar mendorong saya mengatakan dengan tegas dan jelas kalau JARI TENGAH, ORGAN TERPENTINGKU. Anda mau tahu?

Bermula dari beberapa hari lalu. Saya menjalani hari yang berat. Malah sangat berat, mungkin. Sejak pagi, saya sudah keluar rumah dan keliling kota. Petangnya, saya sudah masuk kantor dan kembali tenggelam di pekerjaan. Malamnya, saya pun pulang dengan kondisi yang sudah sangat loyo.

Tapi begitu saya masuk kamar dan melihat istri yang sedang tidur, saya maklum. Malam itu, istri tercinta sedang mengenakan baju tidur hadiah ulang tahun dari saya. Itu adalah kode bahwa istri saya berharap nafkah batin kepada saya, sebagai suaminya.

Memang selama ini, istri saya lebih suka menggunakan bahasa simbol untuk keinginan-keinginannya. Untungnya, saya cukup pintar untuk membaca simbol-simbol tersebut. Sama seperti malam itu. Saya benar-benar faham dengan simbol baju tidurnya, termasuk aroma minyak wangi kesukaannya.

Sebagai suami yang baik dan berusaha menjadi suami terbaik pun, segera mencerna simbol-simbol tersebut. Jujur, untuk istri tercintaku, apapun akan aku lakukan. Termasuk memberikan nafkah batin dengan....... Jari tengahku.....