Senin, Maret 03, 2008

Mahluk Tuhan yang Paling Aneh

*Semakin Mahal, Semakin Malas

Belakangan ini, lagu Mulan Jameela yang dulu bernama Wulan Kwok kemudian berganti menjadi Wulan saja, semakin sering terdengar di radio maupun TV yang menampilkan video klipnya.

Judulnya, Mahluk Tuhan yang Paling Seksi. Tentu yang dimaksud adalah wanita atau perempuan. Menurut saya, lelaki yang menikah dengan wanita ingin menambahkan satu lagi sebutan untuk wanita yaitu MAHLUK TUHAN YANG PALING ANEH. Mengapa?

Dalam kisah lucu yang pernh saya dengar, wanita adalh mahluk Tuhan yang sangat kuat. Bayangkan, setiap wanita membawa satu pusat tempat hiburan dan dan 2 pabrik susu. Sedang laki-laki, hanya bisa membawa 2 butir telor. Itupun laki-laki masih dibantu dengan ‘burung’. Nah lho...

Saya juga ingin menambahkan keanehan wanita dari sekian banyak keanehan yang sudah diketahui banyak orang. Kecantikan yang bisa mengalahkan kekuatan dunia sampai dengan senyumannya yang bisa menenggelamkan satu negara. Yang ingin saya tambahkan sebagai keanehan wanita adalah dibayar mahal justru semakin malam.

Kalau tidak percaya, saya ingin membandingkan dua wanita. Satu adalah istri seorang tukang becak dan satunya adalah istri seorang bupati. Keduanya sama-sama wanita yang membawa pusat hiburan dan 2 pabrik susu, tentunya.

Si istri tukang becak, ‘dibayar’(baca: diberi uang belanja) oleh suaminya sebesar Rp 10 ribu sehari atau sekitar Rp 300 ribu setiap bulannya, karena memang penghasilan seorang tukang becak hanya sebesar itu. Lalu apa yang dilakukan si istri tukang becak?

Dia akan melakukan banyak pekerjaan mulai dari memasak, mencuci pakaian sampai dengan membersihkan rumah. Malah kadang-kadang, istri si tukang becak ini dengan sadar dan penuh kerelaan membantu mencari uang dengan cara menyucikan pakaian tetangganya.

Bandingkan dengan istri seorang bupati. Wanita ini ‘dibayar’ sebesar Rp 3 juta setiap bulannya atau Rp 100 ribu setiap harinya. Lalu apa yang dilakukan oleh istri bupati? Jangankan membersihkan rumah, mungkin untuk membuatkan kopi suaminya, sudah tidak mau karena digantikan oleh pembantunya. Jangankan memasak untuk suaminya, merapikan kamar tidurnya pun, mungkin istri bupati sudah tidak sudi lagi.

Saat saya sedang menulis ini, tiba-tiba istri datang dan menghampiri saya. “Yah, minta uang belanja untuk besok,” katanya manja. Tanpa menjawab, saya berdiri dan berfikir sejenak. Kemudian saya mengambil dompet kemudian menyodorkan uang pecahan Rp 10 ribu kepadanya.

Tidak ada komentar: