Minggu, November 09, 2008

Selamat Jalan, Kawan!!

Pelajaran Berharga sudah Aku Ambil

Eksekusi terhadap trio Bom Bali I sudah dilaksanakan. Sebuah tugas dan tanggungjawab atas nama hukum telah dilakukan Kejaksaan dan kepolisian sebagai tim eksekutor. Ketiganya (Amrozi, Imam Samudra dan Muklas) sudah membayar keyakinannya di depan regu tembak.

Sikap radikal yang mereka lakukan dan yakini membuat dua penilaian. Satu sisi menilai hukum yang mereka jalani sudah impas untuk sebuah kejahatan yang dilakukannya. Tapi di sisi lain, ada sebahagian dari kita yang menilai –atas nama kemanusiaan-, eksekusi atas ketiganya tidak perlu dilakukan.

Buntut dari eksekusi yang mengalami beberapa kali menundaan memang membuat banyak kalangan menunggu. Sejumlah kelompok menebar teror lewas selebaran sampai dengan pesan singkat (SMS) ke sejumlah petinggi negara sampai ke tingkat presiden. Malah menjelang hari-hari terakhir pelaksanaan eksekusi, teror bom pada sejumlah gedung meningkat tajam.

Saya tidak mau berpolemik tentang apakah mereka (trio bom Bali I) dianggap pahlawan atau pecundang yang mengatasnamakan Islam, tapi saya sudah mengambil sebuah pelajaran dari ketiganya. Ketiganya tetap yakin dan mempertahankan kebenaran yang mereka yakini sampai di depan regu tembak.

Sebuah keyakinan, kepercayaan, kebenaran yang memang sangat diyakini. Mungkin Surga juga diperuntukkan untuk mereka yang menyakini kebenaran secara total –termasuk ketiganya-. Seandainya para pejabat kita juga bisa mempertahankan keyakinan dan sumpah jabatan mereka saat dilantik, tentu akan sebuah kebahagiaan yang tak terkira untuk para rakyat.

Selamat jalan kawan. Sebuah pelajaran tentang keteguhan hati kalian membuat saya tergugah. “Sampai di depan regu tembak pun, saya akan katakan kalau sayalah lelaki tertampan di dunia”. Betul khan?

5 komentar:

JudithNatalia mengatakan...

Yang penting Indonesia tetap aman ya?

banditmemo mengatakan...

aman.... kok. rasa aman bisa diciptakan karena rasa tolenransi dan tidak memaksakan kebenaran diri sendiri

Anonim mengatakan...

kruk3...brati kalo saya bunuh pacar saya yang selingkuh, mutilasi dia mpe jadi 100 potongan, saya harus yakin bahwa saya benar?hore..berarti membunuh itu benar, apalagi bunuh 200 orang yang gak tau apa2, yes3, tengkyu infonya

I W A mengatakan...

glodak, ganteng sendiri !!!!!!!!

banditmemo mengatakan...

to anonim:
monggo bila panjenengan yakin kalau yang dilakukan (mutilasi atau malah memakan tubuh pacar anda) adalah benar. Asal panjenengan juga siap terus mengatakan kebenaran panjenengan sampai di depan regu tembak. bebas saja kita yakini kebenaran kita masing-masing, asal siap resikonya bila berbenturan dengan nilai kebenaran yang lebih universal. Siap? lalu tentang kebenaran kalau SAYA LELAKI TERTAMPAN? panjenengan setuju?