Minggu, September 04, 2016

Ibu-Ibu Penolak Surga



Bagi banyak pasangan, kehadiran anak dalam hubungan cinta mereka, nyaris menjadi wajib. Kendati demikian, tidak semua pasangan bisa mendapatkan amanah anak. Sayangnya, di sekitar kita, masih banyak bayi-bayi yang dibuang karena tidak dikehendaki kehadirannya. Dibuang dan diperlakukan bak sampah.
Dalam seminggu terakhir, sedikitnya 2 bayi yang kelahirannya disia-siakan orangtuanya. Satunya dibuang di sekitar tempat pembuangan akhir (TPA) Benowo, pada Rabu (31/8) siang. Orok berusia 5 bulan, berkelamin perempuan ini ditemukan di antara tumpukan sampah dalam tas plastik. Sehari sebelumnya, mayat bayi perempuan juga ditemukan mengapung di pinggir Sungai Kalimas atau depan Hotel Novotel, Jl Ngagel, Selasa (30/8) pagi.
Saya yakin kelahiran keduanya tak pernah diharapkan. Sederhana cara berpikir saya. Seandainya bayi-bayi malang tersebut dinantikan kelahirannya, tentu akan mendapat perlakuan yang sangat layak bila takdir tak memberinya umur panjang. Sang orang tua bayi-bayi tersebut akan memakamkannya secara sangat layak dan tentu diiringi sesengukan tangis pada keluarganya.
Bisa jadi, bayi-bayi tersebut hasil dari percintaan tanpa pernikahan. Karena bila dilahirkan dalam talian pernikahan, tentu perlakuannya akan berbeda. Kendati saya juga yakin, masih banyak orangtua yang tetap mempertahankan anaknya walaupun tidak dari perkawinan yang sah. Cara penebusan dosa dijadikan penguat untuk tetap menjaga anak-anak suci dari hubungan di luar nikah ini.
Proses kehamilan hingga melahirkan bagi perempuan, memang merupakan perjuangan berat bertaruh nyawa. Selama kehamilan, terjadi perubahan hormon pada tubuh perempuan sampai pada proses melahirkan. Sejumlah perjuangan inilah yang menjadikan wanita 3 kali lipat mendapat pengabdian dari anaknya dibandingkan pengabdian seorang anak kepada bapaknya.
Saya ingin mengutip sebuah riwayat tentang keagungan seorang ibu yang melahirkan. Ubadah ibn Shamit ra meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bertanya, “Siapa yang kalian anggap sebagai syahid?” Mereka menjawab, “Yang berperang hingga terbunuh di jalan Allah Swt.” Mendengar jawaban tersebut beliau bersabda, “Kalau begitu orang yang syahid di antara umatku sedikit. Namun, orang yang terbunuh di jalan Allah syahid, orang yang mati karena penyakit di perut syahid, orang yang kena wabah penyakit syahid, wanita yang meninggal dunia sementara dalam perutnya terdapat janin juga syahid (entah sebelum atau sesudah melahirkan).” (HR Imam Ahmad, Ibn Majah, dan Ibn Hibban).
Sungguh malang dan merugi untuk ibu-ibu yang membuang bayinya bak sampah. Merekalah ibu-ibu penolak surga. (*)

Tidak ada komentar: