Rabu, Agustus 13, 2008

Poli TIKUS

Maaf, bila saya beberapa postingan terakhir menulis tentang dunia penuh intrik, politik dan pernak perniknya. Saya sempat membuat pengakuan kepada seorang sahabat tentang keusilan saya dengan dunia ini. Dalam hati, saya ingin mengatakan kurang bijak bila saya bicara politik karena saya tidak pernah menggunakan hak suara saya. Tapi apa pedulinya?

Beberapa hari ini saya tertarik dengan dua iklan tokoh nasional di televisi kita. Mereka adalah Prabowo Subiakto dan Sutrisno Bachir yang dua-duanya seakan-akan saling berlomba tampil sebagai bintang iklan mereka sendiri. Dua-duanya punya modus yang hampir serupa untuk mengenalkan wajah dan ide-ide mereka.

Prabowo Subiankto kali pertama muncul dalam iklan televisi mengatasnamakan sebagai Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). Saya sempat ingat dalam pelajaran sejarah tentang sebuah ormas pendukung Partai Komunis Indonesia (PKI) di tahun 1965 an. Ormas tersebut disebut Barisan Tani Indonesia (BTI). Kendati beda dukungan, keduanya sama-sama mengambil aspirasi petani sebagai sasaran utama gerakan mereka.

Jujur, saya awalnya tidak menduga maksud dari si Prabowo yang tampil atas nama petani tersebut. Tapi setelah KPU melakukan verifikasi partai peserta pemilu, saya baru sadar karena ternyata Prabowo adalah ketua Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerinda). Ealahhh...

Sekarang, iklan yang menampilkan Prabowo sudah berganti narasi. Awalnya berbunyi, SAYA, PRABOWO SUBIAKTO MENGAJAK ANDA UNTUK MENIKMATI PRODUKSI DALAM NEGERI DENGAN HARGA TERJANGKAU DAN MUTU YANG TERJAMIN. BAIK UNTUK MEREKA, BAIK UNTUK NEGERI. Sekarang sudah berubah menjadi SAYA, PRABOWO SUBIAKTO MENGAJAK ANDA BERGABUNG DENGAN GERAKAN INDONESIA RAYA.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Sutrisno Bachir yang biasa dipanggil dengan SB (beda satu huruf dengan presiden kita SBY). Dalam iklan sebelumnya, SB membumikan istilah HIDUP ADALAH PERBUATAN. Iklan, wajah dan slogannya sudah merambah sampai ke pelosok negeri. Sampai akhirnya SB juga identik dengan Hidup adalah Perbuatan.

Tapi kini, kendati materi iklannya tidak juga beda (menampilkan SB sebagai lakon utama), narasi pun sudah diganti. Sekarang, slogan SB dalam iklan terbarunya adalah KINI SAATNYA SAYA BERBUAT UNTUK RAKYAT.

Saya pribadi belum bisa menerima ketulusan mereka. Seperti lagu Ahmad Albar dengan judul Panggung Kehidupan.

Dunia ini, panggung sandiwara.
Ceritanya mudah berubah
Ada peran wajar
Ada peran yang pura-pura

TAPI SAYA MASIH CUKUP WARAS DAN ENGGAN MENJILAT PANTAT HANYA SEKEDAR AGAR DAPAT PERAN UTAMA.

1 komentar:

mashuri mengatakan...

kadang manusia kita itu lucu, bung! politik itu kan cara, tapi sering jadi tujuan. yah, akhirnya kita harus siap melihat badut-badut itu... salam.