Jumat, Maret 27, 2009

Sepupu Saya (Berkah dari Pemilu)

Pemilu memang tradisi lima tahunan republik ini. Saya sendiri sudah 4 kalian mengalami pemilu yang katanya langsung, umum, bebas dan rahasia. Seperti yang terjadi di tahun ini, 2009, pemilihan langsung kembali digelar sebagai tanda bila kekuasaan ada di tangan rakyat (walau akhirnya, kebijakan tidak memihak kepada rakyat).


Terlepas dari sistem baru yang diterapkan KPU (komite Pemilihan Umum) yang merubah cara memilih dari mencoblos (dengan paku) menjadi contreng alias cawang alias centang (v), pemilu adalah pesta rakyat dalam arti yang sebenarnya. Saat ini adalah saat yang tepat untuk rakyat mendapat perhatian. Lihat, baca dan dengar dari pemberitaan media massa tentang sikap manis para caleg kepada pemilihnya (kebaikan mereka tergantung dengan dapil sang caleg dan tempat tinggal sang rakyat).


Ada caleg yang tiba-tiba peduli dengan pedagang kali lima, orang tua yang sakit atau pun ibu yang hendak melahirkan. Ada juga caleg yang sangat tiba-tiba peduli dengan pendidikan dan menjanjikan pendidikan murah serta bermutu, kesehatan gratis –tentu janji mereka bila terpilih-.


Tapi setiap kali pemilu datang, saya ingat dengan adik sepupu saya yang sekarang sudah kuliah dan tinggal bersama ibu serta adiknya di Jogja. Ibu (tante saya) dan bapaknya adalah orang yang merasa benar-benar diuntungkan dengan adanya pemilu. Dari pemilu tersebut, mereka dipertemukan Tuhan dalam perkawinan walaupun setelah lahir dua anak dari kisah kasih mereka, sang ayah harus berpulang dalam kecelakaan.


Saya sendiri tidak ingat pemilu tahun berapa, mereka dipertemukan di panggung kampanye. Memang, tahun itu, sang ayah (namanya Arief) adalah pegawai Solohilir (yang mengurusi Bengawan Solo) dan sang ibu (namanya Dewi) adalah tenaga honorer di Departemen Penerangan. Asal anda tahu, saat itu PNS adalah salah satu organ pendukung Golkar untuk memenangkan pemilu. Keduanya (Arief dan Dewi) pun dijadikan jurkam walaupun mereka saat itu bukan caleg.


Tapi saya ingat nama unik anak pertama mereka hasil dari perkawinan berkah pemilu tersebut. Nama anak pertama mereka yang juga adik sepupu saya adalah ARDEMA LITA MAHADAR PRESWARI. Nama yang luar biasa indahnya. Kami (keluarga saya) sempat kagum dengan nama yang indah tersebut dan mencoba mencari artinya.


Dari hasil korek sana dan korek sini (termasuk kepada ayah dan ibu) dari pemilik nama yang cantik tersebut. Kami sempat tersenyum setelah tahu artinya. Saya sendiri juga bertaruh, anda akan tersenyum bila tahu arti nama yang indah tersebut. Demi Tuhan, arti dari nama itu adalah ARDEMA (Arief Dewi Maret – anak dari Arief dan Dewi yang lahir di bulan Maret) LITA (dari kata Repelita-Rencana Pembangunan Lima Tahun) MAHADAR (Lima, Harto (dari Suharto), Darmono (dari Sudarmono) – Lima itu adalah angka untuk Repelita yang biasa digunakan dalam Orde Baru) dan PRESWARI (Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia). Sekarang, tolong bantu saya untuk mengingat, tahun berapa pemilu untuk repelita lima?

5 komentar:

alijaini mengatakan...

Benar-benar nama yang sarat makna,slogan apalah arti sebuah nama jadi ga berlaku kl membaca uraian dari mas BM tentang arti dari nama sepupunya.Kl ga salah repelita 5 itu antara tahun 1989-1994 ya mas?Jdi pemilu tahun 1989,kl sy ga salah.Maklum waktu itu sy baru masuk TK.Hehe

~Srex~ mengatakan...

saya juga mau ke 5 kali ini ikut pemilu...dan pemilu terakhir kemarin dan mungkin yg bentar lagi saya benar2 bisa merasakan "orgasme politik"
Lega dan puas untuk tidak memilih!
tanpa kuatir malam2 rumah di ketok oleh preman atau kopkamtib (dan semacamnya)
Thank's for God!
yang jelas saya pasti ikut saat pemiliham Presiden...gitu aja, kalo pemilu caleg....sorrry ya...ngapain milih preman.....dan oportunis person!
O ya emang repelita itu apa sampe 5?

I W A mengatakan...

Wah, tulisan smpyan masih bermutu, mas. Apik tenan seapik jeneng e sepupu ne smpyan.

banditmemo mengatakan...

to mas alijaini: mungkin saja. di sejarah seharusnya ada. tapi yang jelas, paman meninggal dalam kecelakaan tak lama berselang dengan kematian ayahanda (1995).

to Asrex: pilihan tetap di tangan kita kok mas... kadang kita datang k TPS hanya untuk mengaburkan kesan golput kita (demi resiko menjadi panutan).. kalau repelita, seingat saya kita sudah sampai ke repelita 6 kok mas, mengingat Eyang Suharto berkuasan selama 32 tahun....

To IWA: suwun apresiasinya...

Anonim mengatakan...

ĸƠ̴̴̴̴̴̴͡.̮Ơ̴̴͡ќ ky nama tmn SMA șα̣̣̥ýα̣̣̥ Ɣªª,,anak bojonegoro.ato emg kebetulan sm.tp masa iya sm persis ‎​‎​G̶̲̅ãK̶̲̅ ăϑα̲ bedax 1hurufpun