Sabtu, Desember 08, 2007

Banyak Tujuan, Satu Cara

"Bukan banyak jalan menuju Roma"

Saya tidak tahu apa yang saya rasakan hari ini. Penat, suntuk tanpa tahu apa yang menjadi penyebabnya. Mungkin karena memang putaran kesialan masih berada di sekitar saya. Saya tidak tahu. Anda tidak tahu dan mungkin tidak ada yang tahu kecuali yang masih memberikan ijin saya untuk bernafas, yang tahu semuanya.
Tapi setelah berfikir beberapa kali, saya mulai mengetahui sedikit masalah yang membuat penat, hari ini. Masalah yang mungkin tidak berkaitan dengan anda, tapi bisa menjadi sebuah renungan bersama.
Banyak orang bijak mengatakan, banyak jalan menuju roma yang mungkin bisa diartikan sebagai banyak cara untuk mencapai tujuan. Menurut saya, mereka (para orang bijak) belum terlintas untuk membuat BANYAK TUJUAN DENGAN SATU CARA. Inilah yang sehari ini saya rasakan.
Bagi beberapa orang yang sangat ambisius, mencapai banyak tujuan tentu akan melelahkan kalau menganut nasehat orang bijak. Bayangkan, berapa banyak cara yang harus dilakukan untuk mencapai banyak tujuan yang diinginkannya. Mengutip slogan iklan mountea (minuman teh dalam gelas seperti minuman air mineral), kalau ada yang praktis, ngapain repot!
Benar memang, bagi orang yang sangat ambisius, banyak tujuan bisa dicapai dengan satu cara yaitu BERKUASA dan MENGUASAI ORANG LAIN . tak berlebihan memang bila saya mengatakan dengan posisi itu, seseorang bisa mencapai BANYAK TUJUAN HANYA DENGAN SATU CARA. Apa pilihan anda?
Kalau pertanyaan itu dibalikkan kepada saya, saya akan menjawab lebih baik saya melakukan banyak cara untuk mencapai satu tujuan. Mengapa? Karena saya menikmati proses untuk meraihnya, walaupun mungkin berpeluang untuk gagal. Atau malah mungkin, menurut saya adalah rasa takut dan sikap kita menghadapi kegagalan tersebut adalah nikmatnya meraih mimpi.
Terlebih bagi saya atau anda yang bukan lahir dari rahim seorang ratu atau berasal dari air mani sang penguasa, nikmatilah perjuangan hidup. Bagi kita, peluh keringat yang bercucuran dan rasa lelah adalah nikmat yang tidak terkira dan memberikan kepuasan tersendiri.
Kita bukan raja yang tinggal tunjuk akan tercapai hasratnya. Kita juga bukan penguasa yang dengan bebas menginjak rakyatnya untuk mencapai tempat yang lebih tinggi. Kita adalah anak tangga dalam sebuah kehidupan yang mungkin akan dikorbankan demi kelangsungan hidup orang lain yang di atas kita.
Wahai jiwa yang masih bersemanyam di dalam raga, puaskanlah dirinya dengan keringat dan peluh yang tak juga pernah berhenti. Perjuangan akan terus berjalan dan terjadi sampai engkau bosan dan akhirnya meninggalkan ragaku untuk kemudian mengikuti proses alam, penguraian.

Tidak ada komentar: