Sabtu, Juni 21, 2008

Bahasa Lagu

ADIKKU melanggar hukum …
AKU yang menjadi saksi …
PAMAN penuntut umum …
AYAH yang mengadili …
Walaupun IBU gigih membela …
Yang salah, diputus salah …
(syair lagu khosidah yang saya sudah lupa apa judulnya. Bila anda belum pernah mendengar lagu lama ini, silahkan telpon ke +623170686988, saya akan mendendangkan lagu tersebut. Asal, anda sudah siapkan segumpal kapas)

Saya beberapa waktu belakangan ini suka mengenal lagu-lagu yang mencerminkan ungkapan hati pencipta dan secara bersamaan juga ungkapan hati orang-orang yang menggemarinya. Saya yakin, bila kita menyukai sebuah lagu, selain karena solmisasi tapi juga ide dasar dari lagu tersebut.

Termasuk lagu yang sengaja saya kutip sairnya di awal tulisan. Coba anda baca lebih teliti isi dari lagu tersebut. Walaun tersangka adalah anak, adik atau keponakan sendiri, tidak mempengaruhi keadilan dan keputusan yang hendak diambil. Komentar saya tentang lagu tersebut adalah RUARRR BIASA….

Bayangnya, hukum pun tetap berpijak pada siapa yang benar walaupun seluruh anggota keluarga terlibat dan berperan dalam proses mencari keadilan. Kalau di dunia nyata, mana bisa? Di alam nyata, hubungan sahabat saja sudah cukup kuat untuk mengintervensi hukum agar berpihak pada hal yang menguntungkan. Bukan pada hal yang benar.

Atau sekedar mengingatkan tentang lagu slank yang sempat mengundang kritikan dari kalangan DPRD terkait dengan kutipan syair-syairnya. Belasan tahun lalu, Doel Sumbang pun sempat mengalami pencekalan akibat syair-syair lagu yang dianggap porno. Penyanyi lain yang juga pernah merasakan pencekalan adalah Iwan Fals, Gombloh yang penyanyi asli Surabaya sendiri juga mengalami hal tersebut.

Bicara tentang lagu, saya teringat kembali semasa SMA kelas 1 dan sangat naksir kepada teman sekelas saya. Saat itu, bersamaan muncul album dari Tito Sumarsono dengan judul ‘Untukmu’. Merasa cocok dengan isi hati, saya pun membeli kaset tersebut dan menjadikan kado kepada teman yang saya taksir. Saat itu dia tetap tidak mau menerima cinta saya dan baru 5 tahun kemudian, setelah lagu itu hilang dari pendengaran, dia menerima cinta saya.

Sayangnya, jodoh tidak mempertemukan kami di mahligai perkawinan. Sejak saya menikah dan dia menikah, lagu yang dia suka pun berubah menjadi RINDU YANG TERLARANG yang dinyanyikan oleh Broery Pesolima dan Dewi Yull.

Beberapa waktu lalu, kami sempat bertemu dan dalam perbincangan beberapa kali, dia pun merubah lagu wajibnya dengan mendendangkan bait.. JADIKAN AKU YANG KEDUA, ASALKAN DIRIKU BAHAGIA…(*)

Tidak ada komentar: