Kamis, Desember 18, 2008

Musim Haji Tiba

Musim haji tiba. Banyak saudara-saudara kita yang beruntung (baik dari sisi materi maupun sisi spirituil karena sudah dipanggil menjadi tamu Allah), datang dari tanah suci. Jujur saja iri sampai mimpi-mimpi karena jauhhhhh di lubuk hati, saya juga rindu. Rindu untuk berdesak-desakan di tanah suci. Melakukan tawaf, melempar batu ke iblis dan sebagainya.

Tapi saya juga teringat dengan beberapa tulisan saya sebelumnya.
Di sini, saya menuliskan ulah haji yang masih belum bisa dijadikan panutan. Haji yang menjadi penadah motor curian, haji yang masih saja nyabu dan ada juga haji yang menjadi germo di lokalisasi elit Surabaya. Kalau di sini, saya tuliskan tentang keunggulan ibadah haji dibandingkan dengan ibadah lain.

Ada juga kebiasaan yang dilakukan banyak keluarga jemaah haji di sekitar kita. Beberapa waktu lalu, seorang sahabat saya mengaku sempat seharian keliling Surabaya untuk mencari air zam-zam dalam kemasan kecil. Saya sendiri tidak tahu kalau ternyata air zam-zam yang diriwayatkan hasil dari jejakan kaki Nabi Ismail di kala bayi itu sudah diimpor ke banyak negara. Malah air yang diyakini suci dan sakral tersebut sudah dikemas dalam botol kecil dan dosis sekali teguk. Hebat khan?

Lain lagi dengan sahabat saya yang beruntung naik haji bersama istrinya. Yang saya tahu (jujur, setahu saya lho), sahabat saya itu masih belum terlalu lurus benar menjalankan perintahNya dan menjauhiNya. Beberapa kali dia menjadi provokator dalam acara-acara di tempat hiburan malam yang tentu saja diselingi dengan hadirnya. Tapi ya itu tadi... tetap dia yang bisa naik haji. Kenapa bukan saya yang hanya jadi peserta dalam acara-acara sahabat saya itu?

Anda tahu mengapa?

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Hemm saya juga tidak tau mengapa justru temannya yang beruntung mendapat kesempatan beribadah haji.
Do'akan saja agar dia menjadi haji yang mabrur dan sekembalinya dari ibadah haji, dia dapat menjadi suri tauladan bagi lingkungannya.