Minggu, Januari 04, 2009

Ilmu dari Karib (Siklus Hidup)


Beberapa waktu lalu, saya bertemu dengan teman lama saya. Sebenarnya, dia bukan hanya teman lama, tapi teman seperjuangan saat masih bujang. Teman merintis kehidupan di Surabaya dan teman merintih dan meringis. Kadang kami sama-sama menangis. Menangisi kenapa kami tidak dilahirkan di keraton atau di istana. Beberapa usaha (Kalau boleh dibilang usaha) kami pun sempat gulung tikar dan berganti haluan.

Tapi bukan pertemuan dengan teman sejati itu yang membuat saya tertegun dan merenungi. Karib saya ini bercerita tentang siklus hidup. Memang saya akui, setelah lama tidak bertemu, saya memang mendengar kalau dia mulai suka hal-hal yang berbau klenik. “Tapi sepanjang bisa dinalar, aku akan jalani,” terangnya memberi alasan saat saya katakan kalau jaman sudah modern. Tukang becak saya sekarang sudah bawa HP berkamera.

Dalam pertemuan kami, karib itu mengatakan kalau setiap manusia mempunyai siklus kehidupan yang berbeda-beda. Dia mengutip cerita dari Nabi Yusuf dimana saat itu ada 7 tahun panen mencapai puncak dan 7 tahun kemudian paceklik berkepanjangan. “Nah, kita juga punya siklus yang sama dengan itu walaupun mungkin angkanya tidak 7. Ada orang yang siklusnya 5 tahunan, 6 tahunan atau pun 10 tahunan. Kita harus tahu siklus kita masing-masing agar bisa melakukan antisipasinya,” cerocos karib saya itu.

Mungkin yang dimaksud dengan antisipasi adalah menyimpan semua hasil pertanian saat mengalami panen yang luar biasa untuk menghadapi masa paceklik yang datang dengan panjang waktu yang sama.

Saya sendiri sebenarnya tidak begitu tertarik dengan materi tersebut. Tapi setelah berdiskusi panjang, saya pun mulai membenarkan sedikit apa yang diomongkan. Tapi saya mengambil intinya yaitu kita hanya menggunakan separo dari ‘panen’ kita. Harapannya, tentu saya yang separo bisa digunakan saat paceklik itu tiba.

Dan kini saya pun menularkan teori karib saya kepada para sahabat-sahabatku. Coba direnungkan apakah teori itu berlaku atau tidak. Mungkin dalam satu hal, ‘paceklik’ satu orang akan berbeda dengan ‘paceklik’ yang yang lain. Tapi kalau anda adalah ANAK, KEPONAKAN, ADIK, IPAR, SEPUPU atau CUCU jendral, mungkin teori itu tidak berlaku.

Tidak ada komentar: